Koneksi Antar Materi Modul 2.1
KONEKSI
ANTAR MATERI MODUL 2.1
PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
OLEH
FIRDAUS
RIA HERLAMBANG
CGP
ANGKATAN 5 KABUPATEN BEKASI
SMP
NEGERI 4 BABELAN
A. Pembelajaran
Berdiferensiasi
Di
modul 2.1 memenuhi Kebutuhan Belajar Peserta didik Melalui Pembelajaran
Berdiferensiasi. Modul ini banyak merubah pemikiran setiap pembelajar. Modul
ini mengajarkan konsep bagaimana cara mengajar yang baik. Pembelajaran yang
dapat mengakomodir perbedaan peserta didik. Peserta diberikan hak-hak yang sama
sesuai dengan kodrat yang dimilikinya tanpa ada unsur pemaksaan. Fislosofi
pemikiran Ki hajar dewantara tentang konsep menghamba dan menuntun serta
mengarahkan peserta didik menuju kebahagian dan kemerdekaan dalam belajar
diperkuat dengan dengan modul materi modul ini. Pembelajaran yang selama ini
hanya berpusat pada inteltualitas. Pembelajaran yang mengangggap bahwa
keberhasilan hanya ditinjau dari suksesnya akademik seorang peserta didik atau
Penguasaan terhadap materi dan keterampilan adalah fokus pembelajaran.
Pembelajaran yang selama
ini menganggap perbedaan peserta didik sebagai rongrongan dan ancaman bagi
keberhasilan pembelajaran. Kini telah berputar terbalik dan terbantahkan
justeru pembelajaran yang seharusnya adalah pembelajaran yang didasarkan pada
asesmen dan kebutuhan belajar bukan penilaian intelektual semata akan tetapi
lebih mengakui adanya kecerdasan majemuk. Pembelajaran yang didasarkan pada
asesmen dan kebutuhan belajar. Peserta didik belajar dengan teman sebaya yang
sama atau berbeda kemampuan sesuai dengan kekuatan dan minatnya. Tidak lagi
menggangap perbedaan sebagai ancaman tetapi Perbedaan peserta didik disikapi
sebagai dasar perencanaan. Peserta didik dilibatkan sebagai bagian dari
perencana tercapainya tujuan.
Perubahan positif
Pemikiran dan tindakan seorang guru tersebut mengarah terhadap proses
pembelajaran yang selalu memperhatikan kekuatan dan kebutuhan peserta didik.
Pembelajaran yang mengharuskan guru mencurahkan segala kemampuan, tindakan dan
pemikirannya demi kebutuhan peserta didik itulah yang dimaksud
pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi mendorong guru
untuk tidak melihat dari satu perspektif. Guru harus menyesuaikan dengan minat,
kesiapan dan profil belajar supaya tercapainya keberhasilan pembelajaran.
Guru tersadarkan akan
pentingnya perubahan dari mulai perencanaan, pelaksanaan, penilaian, refleksi
dan tindak lanjut yang diselaraskan dengan kebutuhan belajar peserta didik.
Ketika seorang guru peduli dan responsive terhadap kebutuhan belajar peserta
didik. Berarti ia sedang mendiferensiasi pembelajaran supaya mendapatkan hasil
yang maksimal. Tomlinson membagi Kebutuhan belajar peserta didik menjadi tiga
preferensi yaitu :
1. Minat belajar peserta
didik
Peserta
didik akan merasa dihargai dan diakui Eksistensinya jika keragaman dan keunikan
minat mereka selalu diperhatikan. Kebermaknaan pembelajaran akan lebih terasa
dan teresapi oleh peserta didik jika proses pembelajaran yang dilakukan
direlevansikan dengan minat mereka. Motivasi belajar mereka akan muncul dan
meningkat ketika minat mereka selalu diperhatian dan dijadikan dasar dalam
pembelajaran. Maka penting bagi seorang guru sebagai meneger mengelola kelas,
menyediakan meja-meja atau area minat yang akan diakses dan digunakan saat
mereka belajar. Pencapaian pengetahuan dan keterampilan sama dengan cara yang
berbeda yang disesuaikan dengan minat mereka.
Sebagai
contoh pembelajaran yang memperhatikan minat. Dari hasil pemetaan kebutuhan
belajar peserta didik berdasarkan minat di kelas 7A terdapat tiga kesukaan
pelajaran yang paling mereka minati yaitu olah raga, prakarya dan sains. Ketika
seorang akan mengajarkan materi menghitung keliling dan luas bangun persegi
panjang maka pendidik akan meminta produk yang berbeda yang diseuaikan dengan
minat mereka yaitu
Peserta
didik yang memiliki minat terhadap Olah Raga guru akan meminta mereka
Menghitung luas dan keliling lapangan voli yang ada di sekolah dengan langsung
berada di lapangan Bolla volley dengan menggunakan meteran.
Peserta
didik yang memiliki minat terhadap Prakarya maka guru akan meminta mereka untuk
Menghitung keliling dan luas benda-benda kerajinan anak-anak/hasil kreasi teman
yang berbentuk persegi panjang dan berada di kelas seperti Taplak meja,
Peserta
didik yang memiliki minat terhadap Sains maka guru akan meminta mereka untuk
Menghitung kelling dan luas bangun yang berada di kelas yang berbentuk persegi
panjang.
2. Kesiapan belajar
peserta didik
Kesiapan
menjadi hal yang krusial dalam pembelajaran berdiferensiasi. Kesiapan belajar
menjadi dasar yang kuat bagi guru untuk membuat sebuah perencanaan level materi
apa yang cocok bagi mereka, tindakan yang bagiamana yang akan dilakukan dan
assement seperti apa yang akan diberikan. Kesiapan ini membantu guru untuk
mengkreasi keterampilan seperti apa yang disesuaikan dengan level mereka. Cara
yang dilakukan guru untuk mengetahui tingkat kesiapan mereka bisa dengan
bertanya atau memberikan test awal terkait materi yang akan disampaikan.
Contoh
pembelajaran yang memperhatikan kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan
kesiapan belajar adalah seorang guru akan mengajarkan matematika konsep
Menyajikan data dan menghitung rata-rata hitung/mean. Guru menemukan tiga peta
kesiapan belajar peserta didik sebagai berikut:
· Kelompok
kesatu, Peserta didik yang Telah Memahami cara menyajikan data dengan berbagai
penyajian dan memahami konsep menghitung rata-rata (mean).
· Kelompok
kedua, Peserta didik yang hanya bisa sebagian cara menyajikan data dan belum
begitu mamahami konsep perkalian dalam menghitung mean.
· Kelompok
ketiga, peserta didik yang Belum mampu menyajikan data dan belum bisa
mengkalikan serta membagi.
Salah
satu alternative yang dapat dilakukan sebagai solusi untuk mengakomodir ketiga
kelompok tersebut, guru dapat melakukan proses yang berbeda disesuaikan dengan
tingkat kesiapan belajar mereka. Adapun proses yang dapat dilakukan guru adalah
sebagai berikut:
Untuk
kelompok kesatu, Peserta didik diminta menyelesaikan soal-soal tantangan
menyajikan data dan yang mengaplikasikan konsep Mean dalam kehidupan
sehari-hari. Peserta didik akan diminta untuk bekerja secara mandiri dan saling
memeriksa pekerjaan masing-masing.
Untuk
kelompok kedua, Peserta didik mendalami sendiri bagaimana menyajikan data dan
menggunakan konsep penjumlahan dan pembagian untuk menghitung rata-rata
hitung/mean. Jika mengalami kesulitan, peserta didik diminta menanyakan kepada
bererapa teman di yang dianggap lebih menguasai sebelum bertanya langsung pada
guru. Guru akan sesekali datang ke kelompok ini untuk memastikan tidak ada
miskonsepsi.
Untuk
kelompok ketiga, Peserta didik akan mendapatkan pembelajaran eksplisit tentang
konsep keliling. Guru akan memberikan scaffolding dalam proses ini.
3. Profil Belajar Peserta
Didik
Aspek
ini terkait informasi secara secara individual dari pengetahuan yang dimiliki,
tingkat pemahaman konsep, kemampuan awal, kesalahan pemahaman suatu konsep,
gaya belajar, perkembangan kapasitas kognitif, sikap, fisik, serta
factor-faktor yang mempengaruhi anak dalam belajar.
Profil
belajar peserta didik dijadikan sebagai dasar dalam membuat sebuah perencanaan,
pemantauan peningkatan kemajuan hasil belajar, catatan perubahan dari
sebelumnya dan rencana tindak lanjut yang akan digunakan.
Sebagai
contoh seorang guru akan mengajarkan materi himpunan di kelas VII semester 1.
Dari hasil pemetaan kebutuhan belajar peserta didik ditinjau dari profil
belajar diperoleh tiga gaya belajar yaitu auditori, visual, dan kinestetik.
Maka guru merancang pembelajaran yang menyelaraskan dengan ketiga gaya belajar
sebagai berikut:
1. Untuk
peserta didik dengan gaya belajar auditor dalam proses pembelajaran guru
menjelaskan materi secara lisan atau dengan rekaman yang didengar secara
individu misalnya tentang kumpulan bilangan prima maka peserta didik yang
memiliki gaya belajar auditori yang bagus audionya maka mudah memahami materi
yang di sampaikan guru dengan cara tersebut.
2. Untuk
peserta didik dengan gaya belajar visual, Guru menjelaskan materi sekaligus
mencatat di papan tulis atau menyajikan gambar-gambar misalnya tentang kumpulan
hewan berkaki empat maka peserta didik yang memiliki gaya belajar visual yang
bagus secara visual akan lebih mudah memahami materi yang di sampaikan oleh
guru dengan melihat di alam sekitar karena hewan berkaki empat bisa temukan dan
dilihat secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.
3. Untuk
peserta didik kinestetik, Guru menjelaskan materi sekaligus mempraktekan di
depan kelas misalnya penjelasan tentang kumpulan peserta didik bertubuh tinggi
di dalam kelas maka peserta didik yang miliki gaya belajar kinistetik mudah
memahami materi yang disampaikan dengan langsung mempraktekan di depan kelas.
Kebutuhan-kebutuhan
belajar tersebut harus mampu terakomodir dalam pembelajaran berdiferensiasi.
Guru dapat menggunakan pendekatan sedikitnya pada tiga aspek berikut:
1. Konten
Konten
bisa berupa masukan , Informasi apa yang akan disampaikan atau materi apa yang
akan diajarkan kepada peserta didik dengan tetap memperhatikan kebutuhan
peserta didik. Konten juga mencakup materi dan entri poin yang disesuaikan
dengan tingkatannya. Konten yang bersifat tantangan diberikan kepada peserta
didik yang telah memahami materi. Dalam diferensiasi konten guru dan sekolah
harus bekerja sama menyediakan daya dukung kepada peserta didik untuk mengakses
materi. Guru juga memodifikasi kurikulum dan materi pembelajaran berdasarkan
gaya belajar, kesiapan dan minat peserta didik.
2. Proses
Dalam
diferensiasi proses berhubungan dengan cara peserta didik berinteraksi dengan
konten. Guru harus mampu mengoptimalkan pengalaman setiap peserta didik;
memberikan arahan yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing peserta didik,
berusaha memvariasikan kemajuan belajar; menyajikan berbagai varian ekspresi;
memberikan keleluasaan peserta didik untuk memilih caranya sendiri yang
disesuaikan kebutuhan mereka untuk mencapai penguasaan materi dan keterampilan
yang sama; guru berusaha untuk menciptakan aktivitas yang selaras dengan
modalitas pembelajaran yang disukai peserta didik.
3. Produk
Dalam
produk merupakan hasil kreasi peserta didik yang berwujud seperti rekaman,
infografis, poster, video presentasi, diagram, karangan, atau tes tulis. Esensi
produk yang selalu mempertimbangkan kebutuhan peserta didik setidaknya memuat
stimulus untuk memikirkan kembali pengalaman belajar yang telah dilalui,
mengembangkan dan memperluas pengetahuan, dan menunjukkan apa yang telah
dipelajari peserta didik. Produk pembelajaran memungkinkan guru menilai materi
yang telah dikuasai peserta didik dan memberikan materi berikutnya. Dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik seperti gaya belajar juga menentukan
hasil belajar seperti apa yang akan ditunjukkan pada guru. Guru berusaha untuk
menyediakan berbagai pilihan produk yang merespons beragam profil, minat atau
kesiapan belajar peserta didik.
B. Kaitan Antara Materi
Modul 1 dan Modul 2.1
Jika kita merujuk
terhadap uraian di atas pembelajaran berdiferensiasi memiliki peranan yang
sangat penting untuk menumbuhkembangkan peserta didik secara holistic.
Cita-cita Ki Hajar Dewantara untuk menciptakan manusia yang memiliki keluasan
mental, spiritual, dan intelektual akan tercapai melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Selain itu, kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar
kritis, dan kreatif akan sangat mudah diintegrasikan dalam proses pembelajaran
yang memperhatikan kebutuhan belajar peserta didik.
Nilai-nilai positif yang
harus dimiliki seorang guru penggerak seperti Mandiri, Reflektif, Kolaboratif,
Inovatif, serta Berpihak pada Murid akan secara otomatis tumbuh dan
terlestarikan dalam diri seorang Guru pada saat membuat perencanaan,
pelaksaanan, assessment, dan rencana tindak lanjaut dalam pembelajaran
berdiferensiasi. Dibutuhkan pendidik yang terampil dan berkompeten sehingga
mampu berkontribusi secara aktif untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak
pada murid atau pembelajaran yang selalu mempertimbangkan kebutuhan belajar
peserta itu semua terjawab dengan pembelajaran berdifrensiasi.
Kita juga tidak
menghilangkan kekuatan yang dimiliki peserta didik dalam mengimplementasikan
pembelajaran berdiferensiasi. Berbekal kekuatan yang dimiliki peserta didik
kita akan lebih mudah untuk melakukan perubahan untuk menciptakan ekosistem
pendidikan yang selalu memperhatikan kebutuhan peserta didik. Secara sadar
displin positif akan tumbuh dan terbiasa dilakukan peserta didik karena apa
yang mereka lakukan dalam pembelajaran bediferensiasi sudah diselaraskan dengan
kebutuhan mereka. Mereka merasa dihargai dan diakui eksistensinya maka mereka
otomatis akan melakukan tindakan yang berbudaya positif sebagai bentuk timbal
balik dari pembelajaran berdiferensiasi.
Comments
Post a Comment